Monday, December 16, 2013

(Temporal) Final Score of ELT IIIC

Hey Class....! As I promised before, here I posted your scores of your UKD starting from the 1st UK until the last UK. Other scores are taken from your micro-teaching and presentation. The assessment of your micro-teaching and presentation was based on: 1) completeness of your material given to your friends 2) appropriateness to the theory practiced 3) Your performance during micro-teaching and presentation. Therefore, each person in each couple would not have the same score yah, even though you arranged the class together! The last but not least, I called this temporal scores because we still have a chance to meet and arrange another remedial test to improve and fix your (truly) final score, Pals!

You can download your score, here!

Happy Looking and Being Surprised! ^^

Friday, November 22, 2013

When a lecturer sighing

Menjadi seseorang yang dianggap tahu oleh orang yang tidak tahu itu sebenarnya bukan perkara mudah dan sepele. Bagaimanapun juga, saya, dalam hal ini sebagai seorang tenaga pengajar, bagi mahasiswa-mahasiswi yang belakangan ini semakin canggih dan pintar, seringkali merasa tidak mampu mentransfer ilmu yang saya miliki. Terlebih dengan pandangan dan perasaaan pribadi bahwa ilmu yang hendak saya transfer itu belum seberapa. Begitu minim ilmu yang saya miliki dan yang bersemayam sekian lama di otak, rasanya tidak mampu atau belum pantas berdiri di hadapan mereka, para pemuda-pemudi generasi modern. 

Pada dasarnya esensi dari mengajar memang tidak hanya sekedar mentransfer ilmu dari guru ke murid atau dosen ke mahasiswa belaka. Pendidikan dalam arti yang lebih luas menurut saya adalah proses mengubah seseorang menjadi lebih baik. Dalam tataran ini tidak saja ilmu secara teoritis ataupun praktek, namun lebih mendasar terhadap sikap, perilaku, dan kebudayaan yang nantinya akan berujung pada peradaban yang lebih baik. Namun, muncul sebuah pertanyaan kemudian, peradaban macam apa yang baik itu? Basicly, peradaban yang memanusiakan manusia tanpa harus menginjak-injak harkat hidup manusia itu sendiri. 

Tolak ukur nilai dan perkembangan teoritis seorang pebelajar yang semakin kaya tidak bisa menjamin kesuksesan pendidikan yang telah dienyam oleh pebelajar itu sendiri. Artinya, sepandai apapun dia jika dalam perilakunya tidak ada peningkatan kearah yang lebih baik, kearah yang lebih benar, maka pendidikan itu sendiri bagi saya tidak ada artinya. Bahkan, kadangkala demi meraih kesuksesan dalam pendidikan, seseorang melakukan tindakan-tindakan yang tidak dibenarkan dan memperburuk apa yang dimilikinya.

Berangkat dari pandangan itulah, kadangkala saya tidak terlalu idealis terhadap mahasiswa-mahasiswi saya baik di dalam kelas maupun di luar kelas. Namun, hal ini tidak berarti juga bahwa saya tidak concern terhadap kemajuan belajar mereka secara teoritis dan praktis. Tidak. Dan juga, it's not kind of excuse jika kadangkala saya agak santai dan ngawur ketika bersama mereka di kelas. Hal inilah, yang membuat saya semakin semangat belajar bagaimana mewujudkan proses belajar yang humanis namun tetap concern terhadap materi. In short, pengajar harus terus belajar bagaimana cara mengajar pebelajar dengan ajaran yang baik, baik, dan baik.

Salam

Thursday, August 29, 2013

[Second and Third Meeting of Principles and Methods of ELT]

Class, I have checked my email and there were 20 emails of ELT tasks in my inbox. I counted them as my students belong to the class of ELT IIIC. They who have not sent the first task may be counted as the member of the class, but they did not have right to get the presence of Meeting I.

As I promise, the beginning of the class will be held through tasking and self-lecturing. What I want you to do in the second and third meeting are that;

1) Read Chapter II : The Grammar Translation Method
2) Choose one of your friend as your partner of the group. Thus, there will be some couples in the class. This couple works on every task includes this task and micro-teaching I will ask later.
3) Do an observation of reading or literary class in English Department on UNS of any semester. You can do this with your partner by sitting in or become a "black-member" of the class. 
4) Report the observation you have done as detail as possible (Don't forget to write down the name of the course and its lecturer).
5) Compare how the class was going on to the one told in the book in Chapter II and answer questions below:
  • How was the class going on?
  • Do yo think that the class applied and (or) achieved the principles of GTM?
  • Write down the positif and negatif aspects of GTM!
  • The due date of your work is on Friday, September 6 at 07.00 am.
PS: You can ask me everytime by sending me an email if you still confused.


Regards,

Ms. Athiyah

Friday, August 23, 2013

Principles and Methods of English Language Teaching

Dear my students belong to the class of Principles and Methods of ELT (IIIC) Diploma of English UNS, here I posted two handouts that we will use during this semester.
You can download both here and here. Please do the first task of Unit I (summarizing the unit). Don't forget to send to my email not more than Monday at 07.00 am.

Regards,

Miss Athiyah

Wednesday, August 14, 2013

Sneak Peek of My Own Ramadan

Dan pada akhirnya, setiap manusia pasti akan sampai di pelabuhan terakhirnya juga. Perahu yang terombang-ambing terbawa atau bahkan mencoba melawan arus angin, ombak, dan gelombang sampai juga di perhentian nya. 

Begitu juga yang terjadi padaku. Tuhan telah menggariskan bahwa di tahun ini, di umur ke 24 ini, sampailah aku di dermaga perhentian ku untuk yang kesekian kalinya. 

Setiap tahun, selama bulan Ramadhan, aku selalu membayangkan akan jadi apa kelak aku di tahun mendatang. Perubahan apa yang akan terjadi padaku selama satu tahun mendatang. 

Ramadhan tahun 2009 adalah masa penantian yang manis, karena skripsi sedang sangat manis melenggang di kepala tak henti membuat semangat melejit setiap kali mengingat bahwa tahun depan gelar sarjana akan aku raih. Kemudian, Ramadhan tahun berikutnya, tahun 2010, saat aku baru saja memperoleh ijazah sarjanaku adalah saat yang mendebarkan karena tak sabar menunggu akan seberapa besar tantangan perkuliahan pascasarjana yang baru saja aku taklukkan seleksi masuknya tempo hari. Ramadhan tahun 2011, passion terasa hambar karena semangat kuliah sudah mulai loyo, tuntutan membuat dan menyelesaikan tesis, serta sedikit rasa lelah menghadapi anak-anak di sekolah. Namun, semuanya hilang di Ramadhan tahun  2012, karena tepat beberapa hari sebelum hari raya, aku berhasil menyelesaikan sidang tesis dengan hasil yang tidak mengecewakan. Pada akhirnya, Ramadhan tahun ini, Ramadhan 2013 adalah ramadhan yang paling indah sebab Tuhan kembali memperlihatkan rahmat-Nya yang kesekian kalinya padaku. Ramadhan kali ini adalah penantian yang berujung pada keindahan yang suci sebelum akhirnya aku melepas masa lajangku tak berapa lama selepas Hari Raya ini. 

Sampai saat ini aku tak pernah berhenti membayangkan apa yang akan terjadi di Ramadhan tahun berikutnya. Akankah aku masih diberi-Nya kesempatan untuk bertemu Ramadhan dan keajaiban di dalamnya? Semoga husnudzon ini selalu berujung pada kebaikan dan keindahan.

Happy Eid Mubarak 1434 H ^^


Tuesday, July 23, 2013

Precious Life

Sudahkah kita bersyukur hari ini?

Pagi ini, baru saja saya bertemu dengan seorang lelaki yang datang dengan niat untuk bershodaqoh. Mulanya saya anggap biasa saja, sama halnya dengan orang-orang lain yang datang untuk bershodaqoh di sebuah Yayasan yang dikelola oleh ayah saya. Ternyata di akhir, beliau meminta doa untuk anak perempuan 5 tahun-nya yang tengah tergolek lemah di rumah sakit lima hari ini karena penyakit kelainan pada darahnya. Sesaat saya pun terhenyak dan baru saja menyadari mata merah pada lelaki di depan saya ini bukan karena baru saja bangun tidur atau kurang tidur namun tidak kurang karena air mata yang tak berujung atas kesedihannya. Anak perempuan itu sudah harus memperjuangkan nyawa dan hidupnya di umur sedini itu.

Lantas bagaimana dengan saya, Anda, dan kita semua?? Sudah berapa  tahun-kah Tuhan menyelamatkan hidup kita? Berapa tahun-kah Tuhan memberikan kita fasilitas hidup yang serba gratis ini? Apa balasan kita pada Sang Pemberi Fasilitas itu?

Syukur Alhamdulillah ya Allah, sampai detik ini Engkau masih merahmati kami dengan hidup yang selamat dan nikmat yang tiada tara. Semoga umur yang kita lewati semakin membawa kebaikan pada kita dan kedekatan pada-Nya. 

Saturday, January 26, 2013

Cahaya


Hidup itu bagaikan cahaya yang melesat-lesat
menembus batasan-batasan ruang, waktu, dan perasaan
tak terkendali
tak terprediksi
tak kenal ampun
sungguh cepat
tanpa batas

Adakalanya, kita berada di atas
namun kadangkala kita harus berada di titik nadhir yang menggiriskan

Kita tak akan pernah tau kemana nasib akan membawa kita
tak jua tau bagaimana kadang nasib melambungkan kita
sekaligus menertawakan kita
akan kelemahan yang kita bangun di atas fikiran kita sendiri
hanya dalam satu ketukan waktu

Satu yang pasti dari hidup adalah bahwa kita harus terus melangkah maju
Roda kehidupan terus berputar
tak akan pernah bisa berbalik
melangkah ke depan
karna hanya mautlah yang menghentikan

Sesekali tengoklah ke belakang
lihatlah seberapa jauh
kau tlah berjalan
lihatlah seindah apa langkah yang tlah kau ciptakan  

Saturday, January 12, 2013

Jogja Drives Me Crazy - "Jalur Alternatif Jogja- Temanggung-Semarang"

Kenapa judulnya seperti itu?

Well, first of all, Jogja drives me crazy because of its beauty of culture and nature. Tidak bisa dipungkiri Kota ini masih menjadi idola wisatawan baik domestik maupun Internasional. But, secondly saya dibikin gila karena meskipun sudah berkali-kali bolak-balik Jogja masih suka nyasar-nyasar aja kalo kesono, ho ho

Setelah seminggu pulang dari Jogja, saya berkesampatan (lagi) pergi ke Jogja. Jarak Semarang-Jogja memang ga jauh-jauh banget yah. Hanya kurang lebih 2-3 jam perjalanan menggunakan motor atau mobil, kita sudah sampai. Namun, pada perjalanan kemaren saya membutuhkan waktu sehari semalam, atau lebih kurangnya 24 jam, Semarang-Jogja, PP. How come??

Jadi, ceritanya saya mau ke suatu tempat di Jogja di daerah Kalasan Sleman sono yang juauhhh dari kota, sehingga harus bertanya ribuan kali karena saya tidak bisa membaca Map di hape saya dengan baik. Well, meski ketemu tempatnya namun hari sudah menjelang malam ketika saya dalam perjalanan pulang ke Semarang. Kejadian ini diperparah dengan jalanan yang macet. Macetnya bener-bener yang macet cet cet, sama sekali ga bisa jalan meski cuma semeter dua meter. Kemacetan Pringsurat Temanggung hingga Ambarawa, dekat Kedai Kopi Banaran. Yah, kira-kira sekitar 10 Km. What the hell was going on??? Ternyata, ada sebuah truk kontainer yang terguling di tengah jalan, hingga membuat truk-truk pasir dan bus-bus malam tidak bisa berjalan lancar. Jika mau sabar menunggu, kira-kira keadaan akan kembali normal pada pagi hari, padahal saat itu jam baru menunjukkan pukul 12 malam. Semalaman menunggu di mobil? Nope!

Akhirnya, kami diberi saran oleh seorang sopir truk yang biasa ngangkut pasir, untuk putar balik ke daerah Kranggan Temanggung dan disarankan untuk lewat Kaloran yang pada akhirnya nanti akan sampai di daerah Bandungan Gedong Songo. Sebenarnya jalan yang kami lalui cukup mulus dan (hanya) diapit hutan lebat, jurang, dan ((sangat) sedikit) perumahan penduduk. Dan keadaan ini akan sangat biasa bila dilalui malam hari. Namun, yang membuat suasana bgitu mencekam adalah kami melewati jalan yang sangat panjang tersebut (melewati dua kabupaten) dini hari. Tepat disaat kabut sedang banyak-banyak dan sangat tebal. Jarak pandang tidak lebih dari 3-5 meter. Sedangkan tidak ada sedikitpun penerangan selain dari sorot cahaya lampu mobil karena perumahan penduduk hany sedikit sekali, itupun memiki rentang yang lumayan panjang yaitu tiap 1 km. Meleset sedikit saja, jurang di sebelah kanan kami siap melahap. Kami melalui jalan yang gelap, panjang, sunyi, senyap, mencekam selama kurang lebih 1-1.5 jam dengan kondisi jalan yang mulus namun kadang menanjak, menurun, menikung, berbelok, dan melalu tikungan-tikungan tajam. Sedangkan di sebelah kiri jalan adalah hutan-hutan yang sangat lebat. Jika Anda bernyali ciut, saya sarankan jangan pernah melewati rute ini di malam hari menjelang petang. Apalagi Anda berkendara seorang diri, lebih-lebih jika (hanya) mengendarai sepeda motor. Beruntung sepupu saya, Misbah memiliki skill menyetir yang handal (Proud of you, Brota) dan mata yang tajam. Jika tidak, wuihh mungkin postingan ini tidak akan terbit.

Namun, semua itu akan berakhir jika Anda sudah sampai pertigaan arah Semarang (belok kanan) dan Boja Kendal (belok kiri). Karena dari sini, sudah banyak perumahan, pertokoan, dan (yang terpenting) manusia yang bisa anda mintai pertolongan (jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan).  Dan disinilah degup jantung kami kembali normal, dan berhentilah doa-doa yang sedari tadi kami gumamkan sepanjang perjalanan.

So, I wish you would not find the same situation as I got so that you don't have to pass this screamy-hideously-appaling road of Temanggung.

See you in the next posting

Salam