Tuesday, December 4, 2012

Who the Hell was Calling Me?

Pernah merasa dirugikan gara-gara panggilan telpon yang tidak jelas? Jika ya, berarti Anda mengalami nasib serupa dengan yang saya alami hari ini.






Kejadian ini bermula disaat saya sedang dalam keadaan yang sangat menunggu-nunggu telepon panggilan kerja. Beberapa hari sebelumnya saya telah mengirimkan berkas lamaran pekerjaan ke beberapa universitas swasta di kota saya sebagai tenaga pendidik. Nah saat itulah saya sedang menantikan berkas lamaran saya diproses.

Pada saat yang tepat, di pagi hari yang cerah tak ada mendung tak ada angin sebuah panggilan telepon masuk ke nomor telepon rumah. Tidak ada sedikitpun perasaan aneh karena nomor telepon yang biasa saya cantumkan dalam berkas lamaran saya adalah nomor selular saya. Seperti biasa saya ogah-ogahan mengangkat dan tugas mulia itu diemban oleh ibu. Ibu menjawab panggilan telepon tersebut. Dan, taraaa!!! telepon itu ditujukan untuk saya sodara. Lebih mengejutkan lagi, telepon berasal dari bagian kepegawaian salah satu universitas negeri di kota Semarang yang meminta saya untuk datang melakukan interview lamaran kerja sebagai dosen. Serasa ketiban durian runtuh saya langsung mencatat hari dan tanggalnya serta lokasi interview. Saya girang tak kepalang sebab yang saya herankan saya tidak pernah mengirimkan berkas lamaran pekerjaan ke universitas tersebut, namun kenapa justru saya yang dilamar. Sudahlah, saya fikir positif saja karena saya fikir saya juga alumni universitas tersebut dan bisa saja nomor telepon diperoleh dari buku alumni. Selain itu, pejabat yang akan mewawancarai saya satu almamater dengan saya. Pas sudah asumsi saya. 

Sambil menunggu hari pelaksanaan wawancara persiapan pun saya lakukan, diantaranya membeli sepatu baru agar kesan rapi muncul saat wawancara. Malam hari sebelum wawancara pun grogi sudah melanda (oke saya lebay).

Tepat pada hari H, pagi hari yang cerah secerah hati menyambut asa dan cita, saya berangkat lebih pagi agar tiba ditempat tepat waktu. Tak lebih dari 1 jam perjalanan sampailah saya di rektorat kampus. Melangkah dengan tenang dan mantap, saya bertanya ke petugas keamanan ruangan PR I (pejabat yang akan mewawancarai saya). Setelah ditunjukkan ruangannya, saya agak bingung sebab tidak seorang pun, applicant lain seperti yang saya bayangkan sebagaimana tes perekrutan pekerjaan ada di sana. Oke no problem, mungkin memang panggilan ini panggilan khusus jadi hanya orang tertentu yang mendapatkan kesempatan ini (batin saya). Namun yang lebih aneh lagi, setelah menunggu beberapa menit bapak PR I itupun keluar dari ruangannya tanpa sedikitpun melihat kearah saya dan menyapa saya. Seolah-olah tidak ada yang aneh hanya sekedar perempuan berjilbab dengan muka miris mengharap belas kasihan teronggok di pojokan kursi. 
Merasa ada yang janggal, saya berinisiatif untuk menanyakan langsung ke bagian kepegawaian yang tempo hari melakukan panggilan. Tiba di kantor kepegawaian, dugaan saya semakin kuat pasalnya tidak ada satupun dari mereka yang melakukan panggilan untuk wawancara kerja dengan PR I. Saya disarankan untuk bertanya langsung di ruangan PR I untuk lebih detilnya. Perasaan aneh sudah berkecamuk dalam hati saya. Yang memperjelas adalah mengapa bapak PR I yang notabene mengatur masalah akademik berurusan dengan hal remeh temeh macam perekrutan dosen seperti ini. Semakin jelas kasus ini ketika dari mulut manis dan cantik sang sekretaris itu kalimat ini muncul, 

“Maaf mbak, bapak tidak pernah memberitahu saya kalau hendak melakukan wawancara dengan siapapun. Apalagi mbak tidak mengirimkan berkas lamaran, kira-kira dari siapa bapak bisa mendapatkan kontak ya?”

Saya jawab sekenanya dan selogis mungkin,
“Mungkin saja dari buku alumni, dan kebetulan saya dengan beliau satu almamater dulu di program pasca sarjananya”.

“Baik mbak, silahkan menunggu saja nanti saya konfirmasikan ke bapak”

What the hell was going on????!!!

Dengan perasaan galau tingkat badai dan limbung akhirnya saya putuskan untuk segera meninggalkan ruangan tersebut dan langsung cabut ke rumah. Saya merasa sangat bodoh kenapa saya tidak tanya siapa identitas penelepon dan nomor mana yang bisa dihubungi.

And the result was I was being deceived by the caller!

SH*T!!!

Saran saya, jika Anda mendapat panggilan pekerjaan macam saya, tanyakan dengan jelas siapa identitas penelepon dan nomor mana yang dapat dihubungi jika nanti ada masalah di lapangan. 

Sekian, salam galau dari saya...


1 comment:

  1. Casino Slots - DrmCAD
    The best and most 화성 출장마사지 trusted Casino 태백 출장안마 Slots reviews, 성남 출장마사지 ratings, 익산 출장안마 screenshots, screenshots, and more powered by independent contractors. Our independent review team is made up of professionals 경주 출장안마

    ReplyDelete